AKU DAN SANG GURU
Dialog Imajiner antara Aku dan Sang Guru
Malam itu, tepatnya tanggal 13 Februari 2014 gunung Kelud yang baru
beberapa saat ditingkatkan statusnya menjadi AWAS, meletus. Sontak media
sosial ramai membicarakan fenomena alam ini. Berbagai analisis
mengemuka, mulai dari siklus letusan Kelud hingga mengatakan bahwa itu
merupakan azab Allah Swt. Beberapa mengatakan itu azab Tuhan di malam valentine. Na’udzubillaah...
Tepat ketika aku tengah melamun, Sang Guru hadir. Ia datang bersama
suara gemuruh yang terdengar dari tempatku berada, di jalan Kaliurang
Yogyakarta. Kata banyak tweeps, itu merupakan gemuruh Kelud.
Sang Guru (SG): Mengapa kau tampak gusar?
Aku (A): Ini, guru. Aku membaca tanda-tanda.
SG: Apa yang kau baca?
A: Aku terlebih dulu bertanya kepadamu, apa yang kau pikirkan tentang bencana gunung Kelud ini?
SG: Bencana? Kelud hanya menuntaskan tugasnya menjaga keseimbangan alam.
A: Lho, tapi letusannya membuat banyak warga kesusahan? Bukankan setiap yang membuat susah adalah bencana?
SG: Kau terlalu dangkal dalam menilai sebuah peristiwa. Sekarang aku bertanya, berapa lama mereka kesusahan?
A: Ya, paling tidak satu bulan.
SG: Aku tidak melihat selama itu. Mereka hanya beberapa hari
meninggalkan kampung halamannya, dan dengan sedikit kesabaran
ladang-ladang mereka akan lebih subur dari sebelumnya.
A: Ah, aku
tidak bisa mendebatmu, guru. (Guru mendekat, melihat ke layar leptopku.
Aku tengah membaca beberapa tulisan lepas seorang teman yang mengatakan
peristiwa gunung Kelud sudah diramalkan di dalam Alqur’an).
SG: Siapa yang menulis itu? (Suara guru agak meninggi. Aku tak tahu, mengapa mereka mendadak bersikap seperti itu).
A: Umm... Ini teman kuliahku. Menurutku tulisannya sangat menarik.
Ternyata kejadian Kelud sudah ada di Alqur’an, kitab yang lebih seribu
tahun usianya. Subhanallah...
SG: Apa yang kau maksud dengan ucapanmu itu?
A: Begini guru, meletusnya gunung Kelud terjadi pada tanggal 13-02
pukul 22:49 WIB. Banyak yang mengatakan seperti ini: Hari/tanggal 13/02
berarti surat Ar-Ra’du ayat 2 yang artinya: “Allah-lah Yang meninggikan
langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia
bersemayam di atas ´Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan.
Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur
urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya
kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu”.
(Guru hanya merespon
dengan satu kata “HMMM”. Lalu aku melanjutkan tulisan yang baru kubaca).
Sementara jam 22:49 menunjukkan surat Al-Hajj ayat 49 yang artinya:
“Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi
peringatan yang nyata kepadamu.”
SG: Memang kau berada di masa yang sulit.
A: Apa yang kau maksudkan dengan masa yang sulit?
SG: Ya, setelah umat Islam pernah berjaya dengan ilmu pengetahuannya,
perlahan umat Islam tidak begitu bijak dalam menilai kebijakan Tuhan.
A: Sebentar guru (aku menyela ucapannya). Bukankah mempercayai kitab suci adalah salah satu dari rukun Iman?
SG: Kau benar
A: Lalu apa yang salah ketika semua peristiwa kita kait-kaitkan dengan kitab suci ini?
SG: Semoga saja tidak banyak manusia yang berfikir dangkal sepertimu.
A: Aku tidak paham maksudmu, guru.
SG: Orang-orang yang hanya memahami sesuatu dari kulitnya tanpa
diimbangi pengetahuan luas. Kau harus mulai memahami ayat-ayat yang
lain. Ayat-ayat Tuhan yang diturunkan berupa kata-kata merupakan
sebagian kecil dari ayat-ayat-Nya yang bertebaran di alam ini. Kau tidak
akan mampu menemukan ayat tentang bagaimana membangun jembatan yang
kokoh, pesawat yang canggih dan menanggulangi banjir di dunia tanpa
mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan itu. Yang jelas, Al-Qur’an
bukan kitab primbon yang hanya kau buka ketika ada suatu peristiwa
dahsyat. Alqur’an itu harus dipelajari dan diresapi maknanya. Maka kau
akan menemukan apa yang disebut para ulama’ bertambah keimanannya.
A: Aku tidak mengerti.
SG: Kau akan segera mengerti.
(Dan setelah kata khas itu, guru pergi begitu saja. Sementara aku masih
terpaku pada layar leptop yang sibuk dengan pelbagai ramalan Qur’an
tentang peristiwa meletusnya Kelud, si tukang sapu).
Baca juga:
NYARIS SEMUA WARTAWAN MASUK NERAKA EPS. 1
NYARIS SEMUA WARTAWAN MASUK NERAKA EPS. 2
Tuesday, February 25, 2014
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment