Tuesday, February 25, 2014

Alqur'an Bukan Kitab Primbon Eps.3

AKU DAN SANG GURU
Dialog Imajiner antara Aku dan Sang Guru

Malam itu, tepatnya tanggal 13 Februari 2014 gunung Kelud yang baru beberapa saat ditingkatkan statusnya menjadi AWAS, meletus. Sontak media sosial ramai membicarakan fenomena alam ini. Berbagai analisis mengemuka, mulai dari siklus letusan Kelud hingga mengatakan bahwa itu merupakan azab Allah Swt. Beberapa mengatakan itu azab Tuhan di malam valentine. Na’udzubillaah...
Tepat ketika aku tengah melamun, Sang Guru hadir. Ia datang bersama suara gemuruh yang terdengar dari tempatku berada, di jalan Kaliurang Yogyakarta. Kata banyak tweeps, itu merupakan gemuruh Kelud.
Sang Guru (SG): Mengapa kau tampak gusar?
Aku (A): Ini, guru. Aku membaca tanda-tanda.
SG: Apa yang kau baca?
A: Aku terlebih dulu bertanya kepadamu, apa yang kau pikirkan tentang bencana gunung Kelud ini?
SG: Bencana? Kelud hanya menuntaskan tugasnya menjaga keseimbangan alam.
A: Lho, tapi letusannya membuat banyak warga kesusahan? Bukankan setiap yang membuat susah adalah bencana?
SG: Kau terlalu dangkal dalam menilai sebuah peristiwa. Sekarang aku bertanya, berapa lama mereka kesusahan?
A: Ya, paling tidak satu bulan.
SG: Aku tidak melihat selama itu. Mereka hanya beberapa hari meninggalkan kampung halamannya, dan dengan sedikit kesabaran ladang-ladang mereka akan lebih subur dari sebelumnya.
A: Ah, aku tidak bisa mendebatmu, guru. (Guru mendekat, melihat ke layar leptopku. Aku tengah membaca beberapa tulisan lepas seorang teman yang mengatakan peristiwa gunung Kelud sudah diramalkan di dalam Alqur’an).
SG: Siapa yang menulis itu? (Suara guru agak meninggi. Aku tak tahu, mengapa mereka mendadak bersikap seperti itu).
A: Umm... Ini teman kuliahku. Menurutku tulisannya sangat menarik. Ternyata kejadian Kelud sudah ada di Alqur’an, kitab yang lebih seribu tahun usianya. Subhanallah...
SG: Apa yang kau maksud dengan ucapanmu itu?
A: Begini guru, meletusnya gunung Kelud terjadi pada tanggal 13-02 pukul 22:49 WIB. Banyak yang mengatakan seperti ini: Hari/tanggal 13/02 berarti surat Ar-Ra’du ayat 2 yang artinya: “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ´Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu”.
(Guru hanya merespon dengan satu kata “HMMM”. Lalu aku melanjutkan tulisan yang baru kubaca). Sementara jam 22:49 menunjukkan surat Al-Hajj ayat 49 yang artinya: “Katakanlah: "Hai manusia, sesungguhnya Aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepadamu.”
SG: Memang kau berada di masa yang sulit.
A: Apa yang kau maksudkan dengan masa yang sulit?
SG: Ya, setelah umat Islam pernah berjaya dengan ilmu pengetahuannya, perlahan umat Islam tidak begitu bijak dalam menilai kebijakan Tuhan.
A: Sebentar guru (aku menyela ucapannya). Bukankah mempercayai kitab suci adalah salah satu dari rukun Iman?
SG: Kau benar
A: Lalu apa yang salah ketika semua peristiwa kita kait-kaitkan dengan kitab suci ini?
SG: Semoga saja tidak banyak manusia yang berfikir dangkal sepertimu.
A: Aku tidak paham maksudmu, guru.
SG: Orang-orang yang hanya memahami sesuatu dari kulitnya tanpa diimbangi pengetahuan luas. Kau harus mulai memahami ayat-ayat yang lain. Ayat-ayat Tuhan yang diturunkan berupa kata-kata merupakan sebagian kecil dari ayat-ayat-Nya yang bertebaran di alam ini. Kau tidak akan mampu menemukan ayat tentang bagaimana membangun jembatan yang kokoh, pesawat yang canggih dan menanggulangi banjir di dunia tanpa mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan itu. Yang jelas, Al-Qur’an bukan kitab primbon yang hanya kau buka ketika ada suatu peristiwa dahsyat. Alqur’an itu harus dipelajari dan diresapi maknanya. Maka kau akan menemukan apa yang disebut para ulama’ bertambah keimanannya.
A: Aku tidak mengerti.
SG: Kau akan segera mengerti.
(Dan setelah kata khas itu, guru pergi begitu saja. Sementara aku masih terpaku pada layar leptop yang sibuk dengan pelbagai ramalan Qur’an tentang peristiwa meletusnya Kelud, si tukang sapu).


Baca juga:
NYARIS SEMUA WARTAWAN MASUK NERAKA EPS. 1
NYARIS SEMUA WARTAWAN MASUK NERAKA EPS. 2

0 comments:

Post a Comment